Manusia sebagai makhluk sosial dan
budaya
NAMA : Bono Dwi Budyant
KELAS : 2SA01
NPM : 11611528
BAB I
LAtar belakang
Dalam kehidupan sehari
manusia tidak akan lepas dari kebudayaan. Budaya sendiri adalah penyokong
kehidupan manusia. karena budaya merupakan identitas manusia dari segala tempat
yang berbeda, dan budaya biasa menjadi penyatu antara manusia satu dan yang
lain. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memahami seberapa besar fungsi
dan pengaruh dari kebudayaan untuk kehidupan sosial manusia.
Dengan disusunnya
makalah ini diharapkan, kita sebagai mahasiswa generasi baru penerus bangsa
dapat lebih mampu untuk lebih mendalam memahami seberapa pentingnya pengaruh
kebudayaan bagi kehidupan sosial manusia anatara satu demngan yang lain.
Dengan
memahami seberapa pentingnya pengaruh kebudayaan bagi kepentingan sosial
manusia, diharapkan mahasiswa dapat menjadi penerus bangsa yang bias
melestarikan kebudayaan.dengan begitu pastilah mahasiswa akan ,memahami tentang
arti manusia sebagai mahkluk budaya. Karena pada dasarnya manusia tidak akan
biasa lepas dari suatu kebudayaan itu sendiri.
Dengan memahami arti
dari manusia sebagai mahkluk budaya, diharapkan kita bias lebih menghargai dan
melestarikan budaya itu sendiri. Terutama budaya yang baik dan benar. Karena
dengan hilangnya suatu kebudayaan suatu suku bangs. Maka akan hilang juga
identitas sosial kita
RUMUSAN
MASALAH
·
Apakah
pengertian budaya?
·
Apa sajakah
komponen-komponen utama yang membentuk budaya?
·
Apa fungsi
dari budaya?
BAB II
Manusia sebagai Makhluk Budaya
1. Pengertian kebudayaan
Budaya adalah
suatu ilmu yang diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh sebab itu, dilingkup
keluarga. Antara satu keluarga dan keluarga lain pastimempunyai budaya yang
berbeda-beda.
Fungsi Akal
Dan Budi Bagi Manusia
Akal adalah kemampuan
pikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki manusia. Berpikir adalah
perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan
peningkatan hidup manusia.
Budi adalah akal yang
merupakan unsur rohani dalam kebudayaan. Budi diartikan sebagai batin manusia,
panduan akal dan perasaan yang dapat menimbang baik buruk segala sesuatu.
Jadi jelas bahwa
fungsi akal dan budi manusia adalah menunjukkan martabat manusia dan
kemanusiaan sebagai pemegang amanah makhluk tertinggi di alam raya ini.
Pengertian
Budaya dan Kebudayaan
Setiap individu
menjalankan kegiatan dan menganut keyakinannya sesuai dengan warisan social
atau kebudayaannya. Hal tersebut karena mereka merasa menemukan unsure-unsur
motivasional dan emosional yang memuaskan dengan menekuni kegiatan-kegiatan dan
keyakinan cultural tersebut.
Kebudayaan atau
warisan social lebih adaptif baik secara social maupun individual, mudah
dipelajari, mampu bertahan dalam waktu lama, normative dan mampu menimbulkan
motivasi. Menurut EB Taylor, "Kebudayaan adalah keseluruhan kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adapt, serta
kemampuan dan kebisaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat".
Consensus yang kini
dianut oleh para ilmuwan social masih menyisihkan aspek emosional dan motivasional
dari istilah kebudayaan, dan mereka tetap terpusat pada himpunan pemahaman atau
preposisi, tetapi mereka mengakui bahwa, sebagian proposisikultural
membangkitkan emosi dan motivasi yang kuat. Menurut Geertz "kebudayaan
hanya berkaitan dengan makna-makna public yang terus berlaku meskipun berada
diluar jangkauan pengetahuan individu". Banyaknya pengertian tentang
kebudayaan memunculkan argumen-argumen implisit tentang sebab-sebab atau asal
mula warisan sosial. Tidak banyak bukti yang mendukung dugaan adanya pola
tunggal hubungan antar elemen yang ditunjukkan oleh Malinowski dalam Argonauts
of the Western Pacifis (1922), tidak seperti yang dikemukakan oleh Ruth
Benedict dalam bukunya Pattern of Culture (1934).
Terdapat bukti-bukti
yang menunjukkan bahwa elemen-elemen budaya cenderung dapat digolongkan menjadi
dua bagian besar yaitu :
· Sejumlah kecil elemen
yang hampir dipunyai oleh semua anggota masyarakat sehingga diantara mereka
dapat tercipta suatu consensus pengertian.
· Elemen-elemen kultural
yang hanya diketahui oleh sebagian anggota masyarakat yang menyandang status
social tertentu.
Keragaman definisi
kebudayaan itu sendiri dapat dipahami sebagai giatnya upaya mengungkap hubungan
kausalitas antara berbagai elemen warisan sosial. Jika representasi cultural
memang memiliki hubugan kausalitas dengan norma-norma, sentiment dan motif,
maka pendefinisian kebudayaan sebagai representasi telah memusatkan perhatioan
pada apa yang paling penting.
Komponen utama
kebudayaan :
· Individu
· Masyarakat
· Alam
Dari catatan
Supartono, 1992, diketahui bahwa banyak sekali tokoh-tokoh yang mendefinisikan
budaya menurut sudut pandang mereka. Tokoh-tokoh tersebut antara lain:
· Ki Hajar Dewantara
· Robert H Lowie
· Keesing
· Koentjaraningrat
· Rafael Raga Manan
· Selo Soemardjan dan
Soelaeman Soemardi
Fungsi
kebudayaan
Kebudayaan mempunyai
fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang
harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekuatan alam, maupun
yang bersumber dari persaingan manusia itu sendiri untuk mempertahankan
kehidupannya. Manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan baik dibidang
materiil maupun spiritual.
Kebudayaan berguna
bagi manusia untuk melindungi diriterhadap alam, mengatur hubungan antar manusia,
dan sebagai wadah dari segenab perasaan manusia. Kebudayaan akan mendasari,
mendukung, dan mengisi masyarakat dengan nilai-nilai hidup untuk dapat
bertahan, menggerakkan serta membawa masyarakat kepada taraf hidup tertentu
yaitu hidup yang lebih baik, manusiawi, dan berperikemanusiaan
2. Jenis dan
Ragam Kebudayaan di Masyarakat
Mohammad Yusuf
Melatoa dalam Ensiklopedia
Suku Bangsa Di Indonesiamenyatakan Indonesia terdiri dari 500 etnis suku
bangsa yang tinggal di lebih dari 17.000 pulau besar dan kecil. Mereka
masing-masing memiliki kebudayaan yang berbeda dengan yang lainnya.
Ciri
Kebudayaan :
· Bersifat menyeluruh
· Berkembang dalam ruang
/ bidang geografis tertentu
· Berpusat pada
perwujudan nilai-nilai tertentu
Wujud
kebudayaan
· Ide : tingkah laku
dalam tata hidup
· Produk : sebagai
ekspresi pribadi
· Sarana hidup
· Nilai dalam bentuk
lahir
Sifat
kebudayaan
· Beraneka ragam
· Diteruskan dan
diajarkan
· Dapat dijabarkan :
o Biologi
o Psikologi
o Sosiologi : manusia
sebagai pembentuk kebudayaan
· Berstruktur terbagi
atas item-item
· Mempunyai nilai
· Statis dan dinamis
· Terbagi pada bidang
dan aspek
1.
Manusia
sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan
Manusia
sebagai pencipta kebudayaan
Manusia memiliki
kemampuan daya sebagai berikut :
· Akal, intelegensia dan
intuisi
Dengan kadar
intelegensia yang dimiliki manusia mampu belajar sehingga menjadi cerdas,
memiliki pengetahuan dan mampu menciptakan teknologi.
· Perasaan dan emosi
Perasaan
adalah kemampuan psikis yang dimiliki seseorang, baik yang berasal dari
rangsangan di dalam atau diluar dirinya. Emosi adalah rasa hati, sering
berbentuk perasaan yang kuat, yang dapat menguasai seseorang, tetapi tidak
berlangsung lama
· Kemauan
Kemauan adalah
keinginan, kehendak untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
· Fantasi
Fantasi adalah
paduan unsur pemikiran dan perasaan yang ada pada manusia untuk menciptakan
kreasi baru yang dapat dinikmati.
· Perilaku
Perilaku
adalah tabiat atau kelakuan, merupakan jati diri seseorang yang berasal dari
lahir.
Kebudayaan adalah
produk manusia, namun manusia sendiri adalah
produk kebudayaan. Peter
L Berger menyebutnya sebagai dialektika fundamental yang terdiri dari
tiga tahap yaitu :
· Tahap eksternalisasi, yaitu proses
pencurahan diri manusia secara etrus menerus kedalam dunia melalui aktifitas
fisik dan mental
· Tahap obyektifitas, yaitu tahap
aktifitas manusia menghasilkan realita obyektif, yang berada diluar diri
manusia
· Tahap internalisasi, yaitu tahap dimana
realitas obyektif hasil ciptaan manusia dicerap oleh manusia kembali.
Manusia sebagai
makhluk budaya adalah pencipta kebudayaan. Kebudayaan adalah ekspresi
eksistensi manusia didunia
1.
Memanusiakan
manusia melalui pemahaman terhadap konsep budaya dasar
1.
Keadilan
Keadilan
adalah salah satu moral dasar bagi kehidupan manusia. Keadilan mengacui pada
suatu tindakan baik yang mesti dilakukan oleh setiap manusia.
2.
Penderitaan
Penderitaan
adalah teman paling setia kemanusiaan. Ini melengkapi cirri paradoksal yang
menandai eksistensi manusia didunia.
3.
Cintakasih
Cintakasih adalah
perasaan suka kepada seseorang yang disertai belas kasihan. Cinta merupakan
sikap dasar ideal yang memungkinkan dimensi sosial manusi menemukan bentuknya
yang khas manusiawi
4.
Tanggungjawab
Tanggungjawab
adalah kwajiban melakukan tugas tertentu yang dasarnya adalah hakikat
keberadaan manusia sebagai makhluk yang mau menjadi baik dan memperoleh
kebahagiaan.
5.
Pengabdian
Pengabdian
diartikan sebagai perihal memperhamba diri kepada tugas-tugas yang dianggap
mulia
6.
Pandangan
hidup
Pandangan
hidup berkenaan dengan eksistensi manusia didunia dalam hubungannya dengan
Tuhan, dengan sesame dan dengan alam tempat kita berdiam.
7.
Keindahan
Eksistensi
manusia didunia diliputi dan digairahkan oleh keindahan. Manusia tidak hanya
penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan.
8.
Kegelisahan
Kegelisahan
merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak tenteram hati maupun
perbuatannya, merasa khawatir tidak tenang dalam tingkah laku, dan merupakan
salah satu ekspresi kecemasan.
1. Proses dan Perubahan
Kebudayaan :
Proses
pembudayaan adalah
tindakan yang menimbulkan dan menjadikan sesuatu lebih bermakna untuk
kemanusiaan. Proses tersebut diantaranya :
1. Internalisasi
Merupakan
proses pencerapan realitas obyektif dalam kehidupan manusia.
2. Sosialisasi
Proses
interaksi terus menerus yang memungkinkan manusia memperoleh identitas diri
serta ketrampilan-ketrampiulan sosial. Dalam keseharian sosialisasi bisa
dikatakan sebagai proses menjelaskan sesuatu kepada anggota masyarakat agar
mengetahui adanya suatu konsep, kebijakan, suatu peraturan yang menyangkut hak
dan kwajiban mereka.
3. Enkulturasi
Enkulturasi
adalah pencemplungan seseorang kedalam suatu lingkungan kebudayaan, dimana
desain khusus untuk kehidupan kelihatan sebagai sesuatu yang alamiah belaka.
4. Difusi
Meleburnya
suatu kebudayaan dengan kebudayaan lain sehingga menjadi satu kebudayaan.
5. Akulturasi
Akulturasi
adalah percampuran dua atau lebih kebudayaan yang dalam percampuran itu
masing-masing unsurnya masih kelihatan.
6. Asimilasi
Asimilasi
adalah proses peleburan dari kebudayaan sat ke kebudayaan lain.
Perubahan
sosial dan kebudayaan merupakan
segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suataau
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya
nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
Faktor-faktor penyebab perubahan sosial dan kebudayaan
a. faktor
intern
· Bertambah atau
berkurangnya penduduk
· Penemuan-penemuan baru
(inovation – discoveri [gagasan] – invention [diterapkan dalam masyarakat]
· Pertentangan-pertentangan
dalam masyarakat (konflik)
· Pemberontakan /
revolusi
b. faktor
ekstern
· Perubahan lingkungan
fisik manusia ( bencana alam )
· Pengaruh kebudayaan
masyarakat lain
· Peperangan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi jalannya proses perubahan sosial :
·
Faktor-faktor
yang mendorong :
o Kontak dengan
kebudayaan lain
o Sistem pendidikan yang
maju
o Sikap menghargai hasil
karya orang lain dan keinginan untuk maju
o Toleransi terhadap
perbuatan menyimpang
o Sistem lapisan
masyarakat yang terbuka
o Penduduk yang
heterogen
o Ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
o Orientasi ke depan
o Nilai meningkatkan
taraf hidup
·
Faktor-faktor yang menghambat :
§ Kurangnya hubungan
dengan masyarakat lain
§ Perkembangan ilmu
pengetahuan yang lambat
§ Sikap masyarakat yang
tradisional
§ Adanya kepentingan-kepentingan
yang telah tertanam dengan kuat (vested Interest)
§ Rasa takut terjadinya
kegoyahan dalam integrasi kebudayaan
§ Prasangka terhadap hal
baru
§ Hambatan ideologis
§ Kebiasaan
§ Sikap pasrah
1. Problematika sosial
kebudayaan
Dalam mempertahankan
menurunkan suatu budaya yang baik dan benar kepada generasi berikutnya, tidak
akan berjalan dengan mudah banyak sekali kendala-kendalanya. Jika budaya yang
baik tidak dapat diwariskan kepada generasi berikutnya, makan suatu Negara atau
bangsa akan menjadi tidak bermartabat dan akan mengalami krisis budaya.
Manusia dan
Budaya Unggul
Budaya unggul akan
bisa memulihkan harga diri dan martabat bangsa ini menjadi bangsa yang tidak
mudah dilecehkan dan diharapkan mampu mengatasi krisis berkepanjangan dan
seterusnya.
Jika budaya unggul bisa didiskusikan bersama seiring dengan manusia unggul,
setidaknya apa yang dinyatakan oleh Covey sebagai manusia dengan predikat
greatness membawa ingatan kita pada apa yang oleh filosof Jerman, Friedrich Wilhelm
Nietzsche (1844-1900), dinyatakan sebagai uebermensch yang dalam bahasa Inggris
sering diterjemahkan sebagai superman. Kebudayaan merupakan identitas dari
manusia.
Manusia unggul tidak
lahir dari situasi statis, melainkan dari proses dinamis, tidak saja dalam
pengertian bagaimana upaya menemukan talenta terbaik dalam diri seseorang,
melainkan upaya untuk terus-menerus menjadi manusia yang lebih. Pada masa
sekarang ini lebih tepat membaca uebermensch Nietzsche sebagai anjuran untuk
melahirkan manusia unggul dengan cara melahirkan dirinya untuk terus-menerus
menjadi manusiawi. Pengertian yang diungkapkan oleh Nietzsche dalam Wie Wird
der Mensch ueberwubden (bagaimana caranya manusia mengatasi manusia) yaitu
untuk lahir sebagai superman, manusia harus terus-menerus mengatasi dirinya
sebagai manusia. Untuk menjadi manusia unggul, manusia harus bisa meningkatkan
dirinya dari sekadar manusiawi (humanus) menjadi lebih manusiawi (humanior).
Melahirkan manusia
unggul jangan disalahpahami hanya dengan pengertian meloloskan siswa-siswa
berprestasi yang mampu merengkuh juara olimpiade fisika, matematika, atau
kimia. Menjadi manusia unggul biasa dialami oleh siapa saja yang mampu
mengatasi kediriannya menuju kedirian yang lebih. Untuk lahir menjadi manusia
unggul, seseorang harus bergerak untuk memperbarui kemanusiawiannya menjadi
lebih manusiawi.
Nietzsche menyebut
para manusia yang mudah menyerah diri sebagai "manusia bermoral
gerombolan" atau "bermoral budak". Mereka adalah para pengecut
yang hanya bisa berlindung di balik nilai-nilai yang menjerat kedigdayaannya.
Komodifikasi kebudayaan
Ada kesan bahwa
kebudayaan semakin mejadi komoditas. Kesan berlangsung atas dua jalur.
· Terungkap dalam
pembicaraan tentang kebudayaan masyarakat yang dikatakan tidak cocok untuk
pembangunan.
· Jalur keprihatinan
terhadap budaya bangsa.
Dia mendapat ekspresi
dalam dua sub lagu yang bersama menghasilkan paduan suara atau duet
harmoniselite yang prihatin. Sub lagu yang pertama disebut
lagu museum ; unsure-unsur positif warisan budaya bangsa perlu dilestarikan. Sub-lagu
yang keduamau melindungi budaya nasional terhadap pengeruh buruk dari luar.
Tantangan
Kebudayaan
Pertemuan dengan
kebudayaan lain selalu memperkaya kita sendiri. Kebudayaan yang sungguh-sungguh
mengancam kita adalah kebudayaan modern tiruan. Dia mengancam karena tidak
sejati, tidak substansial, semu, dan ersatz. Kebudayaan itu membuat kita
menjadi manusia plastic, manusia tanpa kepribadian, manusia terasing.
Kebudayaan tiruan itu mempunyai daya tarik luarbiasa sehingga mampu menyedot
pandangan kita tentang nilai, dasar harga diri, dan status. Ia menawarkan
kemewahan, kepenuhan hidup, kemantapan diri, asal kita mau berpikir sendiri,
dan berhenti membuat penilaian sendiri.
BAB III
KESIMPULAN
· Manusia merupakan
makhluk yang tidak biasa lepas dari kebudayaan.
· Akal dan Budi
merupakan unsure-unsur yang membentuk kebudayaan dasar pada pola piker manusia.
· Hal yang mempertahan
kan kehidupan kebudayaan salah adalah keinginan manusia untuk mencapai kepuasan
sepiritual dan materi.
· Kebudayaan merupakan identitas asli darimanusia itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar